Would it Be ?

Sebuah ruko yang tidak begitu tinggi dan berada dipinggir jalan.
ditempat itulah aku dan sahabat ku bergelar mahasiswi.
Sore hari yang hampir mahgrib sambil berjalan memasuki ruangan kelas,
"Eh sis liat ga cowo yang barusan naek ?", tanya Anti.
"iya liat, cakep yah". balas Siska.
"iya, kira-kira anak apa yah ?". Anti kembali bertanya.
"heemm ga tau ti, sama mungkin anak AK juga tapi kelas yang satu lagi". ucap Siska.

Anti adalah sahabat ku semenjak kami duduk dibangku SMK dan masih tetap akrab sampai sekarang.
Sesekali kami memang pernah ada perselisihan, tapi hanya sesaat dan tidak menimbulkan masalah apapun.
Entah apa yang membuat persahabatan kami bertahan lama.
Meski terkadang anti egois tapi aku tidak pernah mempermasalahkan hal itu.

Keesokkan harinya, aku dan anti melihat sosok lelaki yang kemarin kami perbincangkan.
Kami memang sudah sering suka dengan satu lelaki yang sama, tetapi selalu ada yang mengalah.
Dan kali ini lelaki itu dengan ngobrol dengan teman sekelas ku, namanya Akbar.
Singkat cerita Akbar adalah teman SMP lelaki itu. Dan Anti menitipkan salam untuk lelaki bernama Anton.

Kurang lebih sekitar 2 bulan Anti dan Anton pdkt dan
akhirnya aku seneng karna Anti jadian sama Anton ya meski dulu aku juga sempet suka sih.
Tapi kalo sahabat aku seneng ya aku ikut seneng.

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Wisuda sudah menanti didepan mata.
Saat berakhir menikmati masa masa perkuliahan. Masa-masa yang dipenuhi banyak kenangan suka dan duka.
Suka cita bersama teman-teman. Kenangan yang tidak akan pernah bisa dilupakan.
Terlebih jika memiliki mantan kekasih dimasa kuliah.

Begitupun dengan sahabat ku, Anti. Dia masih langgeng bersama Anton.
Tapi entah mengapa timbul sesuatu hal yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh aku dan Anton.
Malam itu ketika pukul 21.03 handphone ku berbunyi, tanda sebuah pesan masuk, ternyata sebuah pesan dari Anton.
Tapi karena sudah terlalu mengantuk akhirnya aku membalas pesan tersebut pada hari berikutnya.
"Maaf semalem gue udah tidur, ada apa ton?" pesan singkat yang aku kirim kepada Anton.
"Tadinya semalem gue pengen ngomong, tapi ga jadi deh". balas Anton.
Beberapa kali aku paksa akhirnya Anton pun bicara,
"Awalnya gue ga pernah ngerti ini perasaan apa, tapi semakin kesini semakin gue ngerti itu perasaan apa. Gue suka sama lo sis".

Kaget bukan main aku membaca pesan tersebut. Bagaimana bisa ? Anton adalah pacar dari sahabat aku sendiri,
tapi kenapa dia memiliki rasa suka terhadap ku ?
Seketika semua pertanyaan tiba-tiba muncul. Kapan? bagaimana bisa? mengapa? dan apa yang harus aku lakukan?
Ini bukan hal yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan.
Ketika aku dihadapkan oleh dua orang yang aku sayang, sahabatku dan pacarku.
Tentu aku akan lebih memilih sahabat dan pacarku daripada dia, pacar dari sahabatku.

"Sudah Anton, lupain aja kalo lu ada perasaan suka sama gue". tegasku.
"Bagaimana bisa, engga mungkin bisa sis, semua sifat yang tidak ada di Anti ada di lu.
Itu yang buat gue sadar, ternyata lebih baik lu daripada Anti setelah gue kenal kalian berdua".
Sungguh aku tak dapat berkata apa-apa, mulutku terasa kelu dan beku.
Aku benar-benar tidak pernah menyangka ini sebelumnya.
Berkali-kali aku coba berpikir jernih, namun tak bisa.

Aku sangat menyayangi Anti dan aku tidak mau disebut-sebut sebagai teman makan teman.
Seperti apapun rasa suka yang dimiliki Anton terhadap ku itu adalah perasaan yang wajar tapi tidak boleh lebih.
Entah apa yang terjadi kelak, yang aku tau itu masih menjadi misteri Allah SWT.
Saat ini aku hanya berharap semoga perasaanku terhadap pacarku tidak pernah berkurang,
dan perasaanku pada Anton tidak pernah bertambah.
Ya, sekecil harapanku dan sebesar doaku.

*to be continue*

0 komentar:

Posting Komentar